We are all like the bright moon, we still have our darker side

Senin, 15 Juni 2015

My Trip My Adventure

Haaaalllloooo kawan....
Bagaimana kabar kalian? So pasti baik kan :)
Lama tak jumpa nih yaa kita?

Alhamdulillah, udah bisa hadir lagi ni...
Selain itu ada hal baru yang mungkin akan dapat menambah wawasan kalian guys,. 
Ada informasi baru yang bisa kalian dapatkan lho...
Langsung aja yaa, kita berempat habis jalan-jalan keliling kota. Sebenarnya untuk memenuhi tugas nih,tapi yang namanya mahasiswa tak lupa akan ada kata untuk "Maennya kan?"

Nah, perjalanan kali ini kita pergi ke dua tempat yang ada di Jawa Tengah. Kalian penasaran? Tentu, pastinya kan :P
Nih, aku rangkum perjalanan kita kali ini lho, dan cerita keseruan kita udah bisa kalian baca dengan mudah kok. 
Caranya mudah, kalau kalian mau tahu keasyikan, keseruan, kekonyolan kita dapat kalian baca lewat e-book yang sudah berhasil kita buat untuk dapat kalian baca. Cukup klik 
Apalagi sekarang musim liburan kan, bisa buat referensi kalian juga. Udah dapat ilmu, cerita lucu, pengalaman dari kita yang bisa kalian ikuti juga perjalanan kami.
Yukk mari cek e-book My Trip My Adventure dari personil BASS Press ini!! 
Jangan lupa, ikuti Quiz coba keberuntungannya :)

Senin, 25 Mei 2015

Anda Smart? Pasti Cermat

Test ini merupakan test kecermatan yang digunakan untuk mengasah kemampuan kalian dalam hal mengingat. Agar bisa menjawab test kecermatan ini, kalian terlebih dahulu harus membuka postingan dalam blog ini.

Soal bisa didapatkan dengan cara : klik dibawah ini yang bertanda 

Hanya keasyikan belaka :)

Kamis, 19 Maret 2015

Hal-Hal Yang Akan Kamu Pahami Tentang Orangtua Saat Usiamu Menginjak Kepala Dua

  • Setelah kamu lahir, orangtuamu berhenti hidup untuk diri sendiri dan mulai hidup untukmu.

Mereka akan bersedia melakukan apapun demi kamu, sang buah hati. Bersediakah kamu melakukan perintah-perintah sederhana yang mereka berikan padamu tiap hari?
  • Mengatakan ‘tidak’ pada kebutuhanmu membuat mereka merasa gagal. Segala usaha mereka kerahkan agar kamu berkecukupan.

Sadarilah bahwa sesungguhnya mereka hanya mencoba melakukan yang terbaik untukmu, demi tercukupinya kebutuhanmu.
  • Mereka menelepon karena mengkhawatirkanmu. Kamu menelepon karena membutuhkan sesuatu.

“Parents are like God because you wanna know they’re out there, and you want them to think well of you, but you really only call when you need something.” 
  • Orangtuamu tak selalu bahagia. Mereka juga punya masalah sendiri yang mereka simpan rapat dalam hati.
  • Orangtuamu tak sesempurna yang kamu kira saat kecil dulu. Mereka pun menanggung sesal karena pernah melakukan salah saat membesarkanmu.

“Children begin by loving their parents; as they grow older they judge them; sometimes they forgive them.” 
― Oscar WildeThe Picture of Dorian Gray

  •  Siap atau tidak, kamu dan mereka akan bertukar peran. Saat mereka renta kamulah yang akan menjadi ‘orangtua’ mereka.

Ya, siap atau tidak kamu harus merawat mereka nantinya. Kamu harus menjadi ‘orangtua’ yang baik bagi mereka, sama seperti ketika mereka sudah berusaha menjadi orangtua sempurna untukmu selama ini.
  •  Kamu sudah dewasa. Harus bisa berdiri di atas kaki sendiri dan memimpin hidup demi membuat mereka berbangga hati.

Usia kepala dua merupakan usia produktif di mana kamu harus mulai bisa memimpin hidup sendiri demi membuat bangga orangtuamu. Kamu harus mulai bisa mandiri dalam hal apapun, termasuk dalam keuangan. Walaupun keuanganmu saat ini belum seberapa, namun bisa memenuhi kebutuhan dengan uang jerih payah sendiri sudah membuat mereka bangga luar biasa.
Dengan mampu memenuhi kebutuhan hidup sendiri, secara tidak langsung kamu mampu menunjukkan kepada mereka bahwa kamu tak lagi menggantungkan hidup. Kamu mampu berpijak di atas kaki sendiri. Tidak ada yang lebih membanggakan dan menenangkan hati orangtua dari kemandirian dan kedewasaan si buah hati.
  •  Akan ada masa di mana dunia ini bukan tempat mereka lagi. Sebelum waktu itu tiba, habiskan hidupmu untuk membuat mereka bahagia.

Membuat orangtua tersenyum bahagia bisa kamu lakukan sedari sekarang. Kamu tidak harus menunggu kemapanan diri demi membahagiakan mereka. Seiring berjalannya waktu, orangtuamu juga akan menua. Kita tidak pernah tahu seberapa lama kita diberi kesempatan untuk bercengkerama dengan mereka.
Bahagiakan mereka dengan meluangkan waktu sebanyak-banyaknya sedari sekarang. Selagi masih ada waktu merasakan sedapnya masakan Ibu, selagi masih ada tutur nasihat Ayah yang bisa didengarkan, selagi kamu masih bisa melihat mereka dan berbagi tawa bersama.

Senin, 16 Februari 2015

Seminar Nasional Pembangunan Masyarakat Desa

                  Di dalam pembangunan masyarakat desa masih terdapat permasalahan yang sangat relevan untuk dibahas. Alasannya, pertama, dalam dua dasawarsa terakhir, perkembangan pembangunan hanya ada di daerah perkotaan sementara secara umum negara kita (Indonesia) masih didominasi oleh pedesaan. kedua, walaupun pada masa pemerintahan orde baru telah mencanangkan berbagai upaya kebijaksanaan dan program pembangunan pedesaan, tetapi secara nyata dapat dilihat bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan masih sangat jauh dari yang diharapkan (memprihatinkan).
               Maka dari itu, pemberdayaan masyarakat desa sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah dan perkembangan pembangunan masyarakat pedesaan yang tidak hanya semata-mata pada sektor pertanian, distribusi barang dan jasa tetapi lebih kepada spektrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam kebutuhan segenap anggota masyarakat sehingga mereka lebih bisa mandiri, percaya diri, tidak bergantung dan terlepas dari belenggu struktural yang membuat hidup sengsara. Sementara itu, pembangunan juga perlu diarahkan untuk merubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik sehingga dapat tercapai tujuan dari ruang lingkup pembangunan pedesaan yang sangat luas.
                  Dari latar belakang tersebut, maka akan diselenggarakan Seminat Nasional pada tanggal 05 Mei 2015. Seminar Nasional ini bertujuan, yang pertama untuk meningkatkan pengetahuan dan membuka wawasan masyarakat agar bisa mengembangkan potensi yang ada di dalam desa mereka. Yang kedua, pembangunan desa dalam jangka panjang yakni untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan secara langsung melalui peningkatan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan berdasarkan pendekatan bina lingkungan, bina usaha dan bina manusia, dan secara tidak langsung adalah meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pembangunan nasional.
     
Untuk Informasi dan Pendaftaran Online dengan klik Pendaftaran Seminar Nasional 05 Mei 2015  

Rabu, 11 Februari 2015

Cerita Dibalik Hujan

Di saat hujan turun, kebanyakan orang di sekelilingku berdiam, berteduh di tempat yang hangat dan nyaman bersama keluarga  dan orang-orang tersayang.
Namun, hujan kali ini membawaku pada keadaan yang berbeda.
Iya! Memang aku bersamamu. Namun, bukan berada di tempat yang hangat untuk berteduh dan bersenda gurau.
Aku berada di tengah derasnya air hujan untuk menemanimu.
Sebuah kondisi yang tak mungkin kamu tinggalkan hanya untuk merasakan kehangatan di dalam ruang.
Setiap kali udara dingin menyapa tubuhmu, derasnya air yang turun menyerang ragamu, gemerlap sang kilat seakan memotret dirimu, rasa kantuk yang harus kamu lawan, dan kesehatan yang tak jarang harus kamu abaikan pula.
Mungkin itu semua hanya sebuah hal sepele kalian menganggapnya, tapi itu bisa menjadi hal fatal akibatnya untuk yang tinggal di daerahku.
Kini aku sudah merasakan, melihat perjuanganmu dalam bekerja.
Menjaga agar di daerahmu berada dalam keadaan yang nyaman dan orang-orang bisa bersenda gurau dan merasakan tidur nyenyak di kala malam hujan.


Aku bangga denganmu J

Senin, 09 Februari 2015

IPK Tak Sesuai Dengan Harapan? Itu Tak Perlu Untuk Ditangisi

Percakapan :
Ortu  : "Berapa IPK kamu sekarang?”
Anak : “NGGGGG…belum keluar semua.”
Ortu : “Berapa?" 
Ortu : “Jelek, Bu.” 
*Ibu pun mengerutkan dahi*


Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)sparuh nyawa bagi para mahasiswa. Selain jadi bukti pada orangtua kalau kamu niat kuliah, IPK juga  standar persaingan prestasi antar mahasiswa di kampus. Wajar jika kamu berusaha mati-matian agar mendapatkan IPK yang bagus.
Namun apa daya, setelah berusaha keras, kamu menghadapi kenyataan bahwa IPK-mu tidak sesuai dengan harapkan. Ini membuat putus asa.
Tak perlu kamu kecewa, justru malah bisa mengakali keadaan tak ideal ini, kamu bisa tumbuh menjadi mahasiswa “paket istimewa”.
Daripada menangisi angka IPK, lebih baik kamu memikirkan hal-hal di bawah ini saja :

1. "Anggaplah kuliah itu seperti menu makan: IPK adalah nasinya, pengembangan skill dan pola pikir lauk-pauknya. Mendewakan IPK sama halnya dengan hanya memakan nasi — kamu akan kurang gizi."


            Jika kamu tak puas dengan IPK-mu yang sekarang, bisa jadi sebenarnya dalam hati kamu  adalah orang yang punya ambisi. Mungkin kamu gagal mendapatkan prestasi akademik secemerlang harapan karena kamu begitu sibuk menyalurkan ambisimu di tempat-tempat lain, misalnya organisasi kampus atau komunitas hobi di kotamu. Cobalah tilik lebih dalam ke dirimu sendiri: bukankah dari kegiatan berorganisasimu selama ini, kamu telah menempa pola pikir dan soft skill yang dibutuhkan sebagai seorang profesional?
 3."Mendapatkan IPK tak sesuai harapan akan membuatmu sadar bahwa hasil usaha tak melulu berbentuk angka. Ilmu yang bermanfaat adalah hal utama, dan toh kamu sudah mendapatkannya."
 4. "Tidak dapat dipungkiri, orangtuamu akan bangga jika kamu punya IPK tinggi. Namun menganggap bahwa hanya itu saja yang bisa membanggakan mereka pun sempit sekali."
5. "Naif jika bilang IPK tidak penting sama sekali. Tapi, naif juga menggantungkan masa depanmu pada angka-angka mati."
6. "Tak perlu mengutuki diri sendiri. Jika kamu memang masih punya waktu dan peluang, inilah saatnya mengkoreksi cara belajarmu selama ini."

           Dengan mengembangkan soft skill dan pengalaman, jangan heran JIKA KAMU bisa menjadi kandidat yang dicari banyak perusahaan. Di lain sisi, dengan pola pikir yang maju kamu pun bisa membuat masa depan yang cerah tanpa harus mengandalkan apa yang tertera dalam ijazah. Setiap orang pasti punya keunggulannya masing-masing. Haram hukumnya untuk cepat menyerah hanya karena IPK yang tidak summa cum laude.

2. "IPK tak akan sepenuhnya menentukan masa depan. Justru, yang lebih
       berpengaruh adalah karakter kepemimpinan seseorang."

          Hey, tenanglah. Kamu gak perlu lagi menghabiskan waktumu untuk mengkhawatirkan masa depan. Justru sekarang saatnya kamu memanfaatkan momen untuk memperbaiki sistem belajar atau mengasah kemampuan yang bisa mengantarkanmu pada kesuksesan di masa depan. Salah satunya adalah karakter kepemimpinan.
           Mungkin kamu sudah mencoba belajar maksimal, namun IPK masih juga jauh dari target yang kamu inginkan. Maka gak ada salahnya kamu mulai memperhatikan potensimu yang lain, misalnya memupuk jiwa kepemimpinan yang kamu punya untuk bisa menjadi orang besar. Karena gak sedikit kok orang-orang besar justru datang dari IPK rendah yang punya jiwa kepemimpinan tinggi. Jika kamu tak mudah putus asa hanya karena IPK, siapa tahu kamu jutru bisa menjadi seperti mereka.

    
   Hidup memang kadang menyajikan berbagai kejutan yang tidak terduga, gak terkecuali tentang perkuliahan. Saat 4 tahun kamu sudah berusaha mati-matian untuk mendapatkan predikat cum laude, eh ternyata kenyataan menawarkan cerita yang lain. Nilai IPK yang tercantum di ijazah berbeda dari ekspektasimu sebelumnya. Gak jarang hal ini membuatmu merasa kecil hati untuk bermimpi tinggi.
        Tanpa harus mengutuki diri sendiri, gak ada salahnya kamu mulai memandang IPK minim dari perspektif yang lain. Hasil dari proses belajar tak harus selalu diwujudkan dalam bentuk angka. Yang lebih penting adalah seberapa luas gudang ilmu yang kamu punya, dan seberapa mampu kamu memanfaatkannya untuk kepentingan masyarakat. Misalnya, mungkin kamu gagal mendapatkan nilai A dalam ujian kimia lanjut, tapi mungkin saja kamu justru berhasil mengaplikasikan reaksi kimia sederhana untuk menciptakan suatu barang yang punya nilai jual. Kalau sudah begini, apa IPK masih mau kamu tangisi?

   
    Selain menjadi penentu eksistensimu sebagai mahasiswa, IPK juga gak jarang bisa menjadi penentu kebahagian orangtua. Sampai-sampai kamu harus membiasakan diri dengan pertanyaan “IPK-mu sekarang berapa?”. Karena harapan mereka hanyalah kamu bisa membawa pulang angka IPK yang tinggi sebagai bukti anaknya benar-benar kuliah dengan baik. Jadi kamu pasti akan merasa tak enak hati saat harus memberi hadiah orangtuamu dengan IPK yang pas-pasan.
      Tenanglah. Mungkin orangtuamu belum bisa merasa bangga dengan IPK-mu yang sekarang. Tap pastikan kamu punya bekal lain yang bisa diandalkan, yaitu pengalaman. Mungkin kamu gak bisa membawa sederetan nilai A di transkrip, tapi kamu punya seabrek pengalaman luar biasa yang gak banyak mahasiswa lain dapatkan. Bisa saja bukan, kamu seorang aktivis organisasi atau sudah sering ikut diskusi politik ke luar negeri? Intinya, kamu masih bisa mengandalkan banyak hal untuk membuat orangtuamu bangga nantinya.


     Rasanya naif sekali jika aku bilang IPK tidak penting. Tak dapat dipungkiri, IPK tinggi bisa melancarkan seleksi berkasmu saat melamar pekerjaan. Nilai IPK yang cemerlang juga bisa sangat membantumu saat seleksi berkas beasiswa. Tapi, naif juga jika kamu bilang bahwa IPK adalah segalanya.
     Setelah seleksi berkas tahap pertama, perusahaan akan berusaha menggali dari dirimu kualitas yang lebih dari angka-angka yang tertera di ijazah dan transkripmu. Itulah mengapa saat wawancara kerja kamu akan ditanyakan seberapa mudah kamu bekerjasama, apakah kamu mampu bertanggung jawab dan amanah, serta seberapa cepat kamu bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Kualitas-kualitas ini akan dibuktikan sekali lagi dalam focus group discussion. Jadi, jangan berkecil hati ketika IPK-mu tidak sempurna. Tak jarang, sebuah perusahaan akan berani memberikanmu masa uji coba jika kamu bisa membuktikan pada mereka bahwa kamu punya kualitas-kualitas yang mereka butuhkan.

       
       Nilai IPK yang rendah bukan kiamat, karena ini bukan akhir dunia yang akan mengantarmu ke akhirat. Tanpa perlu mengutuki diri sendiri, alangkah baiknya kamu coba meluangkan waktu sendiri. Apakah ada yang salah dengan sistem belajarmu selama ini? Apakah mungkin secara gak sadar kamu menganggap enteng kuliah? atau mungkin kamu selama ini malas mengerjakan tugas? atau bahkan ini semua sudah maksimal?
    Tanpa perlu merasa tak berguna, gak ada salahnya coba kamu tanyakan lagi pada diri sendiri tentang apa yang selama ini kamu cari? Nilai A? Predikat Cum Laude? Ilmu yang bermanfaat? Membangun pola pikir maju? Hanya kamu yang tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini.
      Punya IPK tinggi gak perlu bikin jumawa, dan punya IPK lebih rendah bukan berarti kamu celaka. Jika kamu masih bisa memperbaikinya, cobalah sekuat tenaga untuk mengubah ya. Jika tidak bisa, menyesal juga untuk apa? Pastikan saja kamu memaksimalkan bakat-bakat di kegiatan non-akademik yang kamu suka. Karena masa depan bukan hanya dibangun oleh angka –karakter kepemimpinan, pengalaman, dan pola pikir juga sama pentingnya.